Sinopsis:
Raihlah cita-citamu setinggi-tingginya tapi jangan lupa tanah tempat berpijak, karena kita hanya berusaha tapi Tuhan yang menentukan Walaupun sudah panjang jalan yang sudah kita tempuh dan usia kita sudah mulai tua, sering kali jadi tidak bermanfaat seperti “Sampah” kalau kita tidak berhikmat. Oleh karena itu Buku 7 Mutiha Na Arga adalah bagian dari hikmat yang sangat berguna dalam kehidupan kita. Kata Mutiha = Mutiara, Permata, Mestika, Batu Mulia yang berharga dan digunakan sebagai alat untuk mempermudah kehidupan kita, ibaratnya kalau dalam keadaan mendesak/kepepet bisa dijual cepat ibarat emas, begitu jugalah Mutiha ini kita pakai untuk menjaga kebaikan kehidupan ini kepada siapapun, dimanapun, kapanpun. Apalagi dalam Era Revolusi Industri 4.0 makin tinggi teknologi makin tinggi persaingan maka dituntut makin pandai dan bijaksana untuk menyikapinya. Kalau tidak bisa seperti umpasa bahasa batak ; “Ijuk dipara-para, Hotang diparlabian, Nabisuk nampuna Hata, Naoto tu panggadisan, ( terjemahan : orang yang pandai dan bijak yang mampu bersaing/punya keahlian (mutiha) yang bodoh akan tergilas karena kemajuan).
Buku 7 Mutiha Na Arga ini sangat penting digunakan bagi orang tua, orang dewasa dan anak muda yang mau mengerti bahasa batak dan budaya batak. Karena dengan mengerti bahasa batak maka makna dan indahnya hasil karya cipta nenek moyang kita jaman dulu sangat berharga dan dilestarikan. Nilai adat dan adabnya sangat tinggi.
Tulisan dalam buku ini bersumber dari Nasehat, Ilmu hidup dari orang tua dan Guru bahkan Sahabat yang mempunyai makna untuk membentuk karakter baik dan dari umpama seperti Mata Guru Roha Sisean, Pantun Hangoluan Tois Hamagoan, Ingot tolu Naso Ra-Hundul-Manghatai-Mangan.
Dalam buku 7 Mutiha Na Arga, saya mencoba meringkas 7 Mutiha tersebut ( Habasaron-Hasabaron-Haserepon-Hamoraon-Hagabeon-Hasangapon-Habisuhon= Murah Hati- Sabar-Tekun-Kekayaan-Keturunan/Kekeluargaan-Kehormatan-Kebijaksaan) dan diharapkan kita bisa mendapatkan lebih banyak lagi Mutiha-Mutiha yang perlu kita pakai dalam menjalani kehidupan ini.
Akhirnya saya mengucapkan selamat sudah memiliki buku ini, semoga ada manfaat dan bisa memberi masukan yang lebih baik untuk kemajuan Budaya Batak di masa depan apalagi sekarang Kampung kita Destinasi Wisata Dunia kususnnya Danau Toba, marilah kita menghargai dan melestarikan kearifan local dan mencintai khususnya bahasa batak nauli.
Bila ada yang kurang kami mohon maaf yang sebesar-besarnya, seperti umpama mengatakan ; “Tidak ada gading yang tidak retak.
Horas – Horas – Horas
There are no reviews yet.